Sabtu, 06 Oktober 2012
Kisah Paling Romantis Seorang Idiot
“Mau belajar tentang cinta dan kasih sayang, bacalah kisah cinta
seorang idiot ini. Cinta itu ternyata sederhana bagi yang memiliki dan
mengalami, tapi tidak bagi mereka yang hanya beretorika tentang cinta”
Di suatu desa yang kecil hiduplah sepasang suami istri. Trisni dan
suaminya Trisna. Trisna seorang pemuda idiot, namun dikenal baik di
kampung itu. Mereka baru menikah dua tahun dan belum dikaruniai anak.
Mereka hidup dari hasil tani dan satu ekor sapi. Meski sederhana dan
suami idiot, jiwa Trisni tenang dan lembut. Karakter jiwa yang baik dan
sabar ini membuat rumahtangga Trisna harmonis. Beda dengan tetangga
mereka keluarga Pak Nanda dan istrinya Nindi, meski banyak sapi dan luas
sawahnya sering berantem. Masalahnya, bu Nindi bawel banget dan suka
bantah suami. Suatu hari desa mereka kena bencana kelaparan. Ladang kena
hama, musim kering dan tidak menghasilkan apapun. Sapi mereka hanya
ada satu. Suatu hari istrinya mengingatkan Trisna bahwa uang pembeli
beras sudah habis. Dia bertanya, mas apa yang harus kita lakukan karena
beras sudah habis. Trisna menjawab: “nggak tahu”. Sang istri maklum
dengan jawab suaminya, karena memang idiot. Mas gimana kalau kita jual
sapi kita satu-satunya. Suami kembali menjawab: “ya, nggak tahu…”.
Istrinya maklum. Trisni berkata ” kalau begitu mas besok ke pasar saja
ya, jual sapi kita supaya ada uang beli beras.” Trisna pun menjawab:
“iya, besok aku ke pasar.” ******* Besoknya si Trisna pun berangkat ke
pasar. Di tengah jalsn para pemuda desa yang sedang main bola
mengganggu si idiot. ” Hei Trisna mau kemana?”. Ia menjawab: ” Disuruh
istri jual sapi ke pasar.” “Hai Trisna skarang orang nggak punya uang,
sapi nggak laku. Ini kambing kami, jual kambing saja, mari sini sapimu.”
Lalu diapun menerima tawaran tersebut. Sapi ditukar dengan kambing.
Tak jauh dari tempat itu sekelompok pemuda desa lain mengganggu si
Trisna ”Mau kemana lu idiot? “Aku mau jual kambing untuk beli beras di
pasar. tadi sih aku punya sapi… tapi teman temanku bilang tidak laku,
jadi aku tukar sapiku dengan kambing mereka.” Mereka mentertawakan si
Trisna sambil berkata: “Kambing juga nggak laku, jaman sekarang banyak
maling di kampung kita. Lebih laku anjing ha ha ha… Ini anjing bawa ke
pasar Trisna, supaya kamu bisa cepat beli beras, kamu kan sayang
istri”. Si Trisna pun setuju menukar kambing dengan anjing kampung
yang kudisan. Setiba di pasar Trisna berteriak menjajakan anjingnya.
“Anjing anjing..anjing anjing, bisa jaga rumah….siapa mau beli
anjing….anjing.”. Tiba-tiba seorang manajer marketing perusahaan
elektronik dengsn mobil BMW melewati pasar itu kagum dengan semangat
pria penjual anjing tsb. Karena peristiwa itu tidak lumrah. Dia
berpikir mau rekrut si pemuda itu. Diapun berhenti. ” Mas jual anjing….
? Yang lain tidak ada yg jual anjing, hanya Mas. Apa ada yang beli…kok
semangat sekali menjualnya…?” Trisna menjawab: “Sebenarnya tadi saya
bawa sapi, tapi………..” lalu ia menceritakan pengalamannya bagaimana sapi
jadi kambing lalu kemudian bertukar jadi anjing. Keheranan manejer
marketing itu makin menjadi jadi. “Mas, apa istrimu tidak marah jika tau
peristiwa ini.?” Trisna ketus menjawab “Tidak..tidak, sama sekali
tidak. Istri saya tidak rewel, apalagi bawel…tidak! “Ah masak sih istri
mas tidak marah?. Saya tidak percaya. ” Trisna memotong percakapan:
terserah bapak, yang penting istriku hormat sama aku meski aku ini
bodohhh. Titik!” Sang manajer itu lalu bertaruh dengan si Trisna. ” Mas
aku nggak percaya. Ayo kita ke rumahmu. Kalau istrimu benar benar tidsk
marah, mobil BMW saya berikan kamu!”. Trisna menjawab: ” Boleh,
silahkan, mari ke rumah saya. Yang tau istriku ya aku, sampeyan gimana
sih…? ******* Setiba di rumah sang istri menyambut Trisna dengan
gembira. “Oh mas sudah pulang…. mana berasnya…?” sambil Trisni merangkul
suaminya penuh mesra. “Duh Trisni saya belum sempat, karena anjing
belum laku. Bla bla bla……. Lalu si idiot menceritakan pengalamannya
bagaimana sapi bertukar hingga jadi anjing…” Namun aneh istrinya tidak
marah sama sekali. Trisni malah berkata: ” Ya sudahlah mas tidak
apa-apa….Mungkin belum rejeki. .rezeki itu….. selalu ada saja kok. Kita
sabar saja ya…..O ya, mas lapar ya..nanti aku siapkan makanan dulu
ya. Soal anjing nggak masalah, besok bisa coba jual lagi. Tamu mas juga
mau makan?” “Mari pak silahkan duduk” sapa Trisni dengan senyum ramah
kepada tamunya yang sedang terpana dengan kejadian tadi Lalu Trisna
mendekati manajer tsb, “Pak, lihat sendirikan istri saya tidak marah,
tidak rewel… Dia tetap senyum mengambut saya. He he he…meski miskin aku
bahagia kok Pak, karena istriku baik…sayang sama saya….bagaimana, Bapak
jadi mau kasi mobil ….he he he….?” Dengan rasa rasa malu, nyaris tidak
percaya dengan kejadian itu, sang manejer menyerahkan kunci dan surat
mobil BMW itu pada si Trisna. Sempat duduk lemes di kursi tamu yang
sudah lapuk miliki keluarga pasangan romantis ini. Usai membuatkan
minuman, Trisna memberikan kunci mobil sambil menceritakan kronologi
perjanjian dia dengan si Manajer tadi. Betapa girangnya hati Trisni.
Sambil memeluk Trisna dia berkata: ” Mas Trsna duhhh pergi bawa
sapi, pulang bawa mobil BMW. Mas memang pria paling pinterrr sekampung
kita….he he….”Betapa bahagianya keluarga Trisna dan Trisni. Benar juga
kata si Trisni bahwa rezeki itu nggak kemana-mana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar