Tak terlerai gelisah berkepanjangan,
jikalau hanya bertuhankan perasaan.
Tak tergerai resah berkelanjutan,
jikalau perasaan tanpa dasar pemikiran.
Tak tercerai gundah berkesinambungan,
jikalau pemikiran tanpa cahaya Tuhan.
Kutulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang; Ku ungkap getar
ini dalam ragu yang tertahan; Untukmu seorang Akhwat yang tak kunjung
memberi jawaban. Aku bersama semua pengabdianku yang tertunda, bersama
sepotong harapan yang tak akan sempurna bila tidak juga kau ada. Untuk
engkau yang tak kutahu ada dimana dalam rangkaian doa-doa istikharahku…
Kelak bila kau kutemukan, izinkan senyumku melebur bersama bakti dan
taatmu. Izinkan cinta dan kehormatanku, terpatri kuat untuk menjaga
kehormatanmu. Untuk engkau yang sedang berdakwah tak kenal lelah,
memperjuangkan Syariah dan Khilafah, layaknya Khadijah dan Sumayyah.
Ketahuilah… Bahwa Aku Lelaki asing bagimu. Nanti terangkanlah apa-apa
yang tak kumengerti darimu; Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai
darimu; Agar Aku menjadi pemimpin shalih yang mendampingimu. Untuk
engkau yang juga masih sibuk dalam istikharah. Bila nanti Allah
rezekikan engkau untukku, maka semoga Aku juga menjadi rezeki mulia
untukmu. Bersamamu menyempurnakan separuh agama-Nya. Menyemarakkan
dakwah dengan para Jundi-jundi Allah. Aku bersama kesederhanaan yang
terbalut takwamu; Bersama menyongsong perjuangan ini. Yang karenamu,
Allah semakin sayang padaku, pada dakwahku.
Di pekatnya kegelapan bulan mei yang berhujan, dengan langkah-langkah
rahasia, engkau berjalan, lenggang seperti malam, menghindar dari
pandangan dan menahan pandangan. Hari ini pagi telah mengatupkan kedua
matanya, tak mengacuhkan seruan angin timur yang nyaring mendesau.
Jikalau engkau memang belum mau memberi jawaban, bila engkau tetap tak
hendak berkata, serta memberi delta waktu yang cukup lama, akan kuisi
hatiku dengan keheninganmu dan merengkuhnya dalam setiap munajatku.
Temukan aku dalam istikharahmu, dan ‘kan kucari engkau dalam
istikharahku. Namun bila kita tidak saling bertemu, percayalah bahwa
apa-apa yang tertulis untukku adalah apa-apa yang terbaik untukmu, dan
apa-apa yang tertulis untukmu adalah apa-apa yang terbaik untukku.
Ingatkah engkau dengan janji Allah,
“…Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…”
( QS an-Nuur: 26 )
Di sini, aku akan tetap istiqamah dan menunggu dalam hiruk pikuk
perjuangan dakwah islamiyah, seperti malam dengan bintang-bintangnya
yang terus menatap dan menundukkan pandangan ke bumi dengan sabar. Pagi
pasti datang, kegelapan malam akan berlalu; lengkingan takbirmu tetap
akan mengalun bertaburan dalam gelombang-gelombang emas melintasi
angkasa, tangan sucimu mengibar-ibarkan al-Liwa’ dan ar-Roya dengan
penuh gagahnya. Aku bangga padamu, wahai calon mujahidahku. Takbir yang
kau gemakan, panji-panji Islam yang kau kibarkan, membuat alam semesta
ini gagap gempita, dan membuat musuh-musuh Allah gugup terpana.
Fight to Flight, Gooooooooo!!!!!!
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar